Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan
mengenali emosi diri sendiri dan orang
lain, membedakannya, dan kemudian menggunakan informasi tentang emosi tersebut
untuk berpikir dan bertindak. Karena itu kecerdasan emosional merupakan himpunan dari kecerdasan sosial yang
melibatkan kemampuan dalam memantau emosi baik pada diri sendiri maupun pada
orang lain. Emosi tersebut dipilah-pilah kemudian digunakan sebagai informasi
untuk membimbing pikiran dan tindakan (Salovey dan Mayer, 1990).
Menurut Goleman, kecerdasan
emosional adalah kapasitas untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan
orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, dan untuk mengatur emosi dengan
baik, dalam diri kita maupun dalam hubungan kita dengan orang lain untuk meraih
tujuan hidup. Kecerdasan ini mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Lebih
lanjut, Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari
kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia. Kecerdasan emosional
menurut Goleman adalah seperangkat kompetensi. Goleman juga sependapat dengan
Salovey dan Mayer yaitu bahwa emosi itu mengandung informasi, mood dapat
mempengaruhi pikiran, setiap mood memiliki kegunaannya sendiri, dan
kecerdasan emosional secara finansial memberi keuntungan (Goleman, 2003).
Untuk mengatur kondisi emosi
manusia dibutuhkan kecerdasan emosional. Individu yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi dapat menanggulangi emosi mereka sendiri dengan baik, dan
memperhatikan kondisi emosinya, serta merespons dengan benar emosinya untuk
orang lain. Kecerdasan emosional yang rendah mengakibatkan emosi negatif yang
berlebihan, seperti ketakutan dan permusuhan. Hal ini membutuhkan energi yang
banyak, moral yang rendah, kemangkiran, apatis, dan merupakan penghalang
efektif bagi usaha-usaha kolaboratif. Selanjutnya, individu yang memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi memiliki empat ketrampilan yang saling
berhubungan, yaitu : (1) kemampuan untuk bertahan dan tetap termotivasi dalam
kegagalan, (2) kemampuan untuk mengontrol impuls, (3) kemampuan untuk
mengontrol emosinya, dan (4) kemampuan untuk berempati dengan orang lain (Cherniss,
2001).
Patton mengatakan bahwa
kecerdasan emosional berarti mengetahui emosi secara efektif untuk mencapai
tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan di tempat kerja
(Patton, 1998). Sementara itu, Cooper dan Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan mengindera, memahami dan menerapkan secara efektif
kekuatan dan ketajaman emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh yang
manusiawi (Cooper dan Sawaf, 2001). Steiner mendefinisikan kecerdasan emosional
sebagai suatu kemampuan untuk mengerti emosi diri dan orang lain dan mengetahui
bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk peningkatan maksimal secara
etis sebagai kekuatan pribadi (Steiner, 1997).
Keberhasilan atau kesuksesan
tidak hanya ditentukan oleh tingginya IQ atau kecerdasan seseorang dalam
bernalar, tetapi juga ditentukan bagaimana ia mengenali dan mengelola emosinya.
Orang yang seimbang emosinya lebih mampu menghadapi tuntutan dan tekanan dalam
hidup (Bar-On, 2000). Selain itu akan sangat membantu membangun hubungan yang
produktif dan meraih kesuksesan apabila emosi tersebut digunakan secara efektif
(Patton, 1998).
Salovey dan Mayer
mengungkapkan lima faktor utama kecerdasan emosional yaitu: kemampuan untuk
mengenali emosi diri sendiri, kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan
emosi diri sendiri dengan tepat, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,
kemampuan untuk mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan
dengan orang lain (Salovey dan Mayer, 1990).
Gardner (1998) mengatakan
bahwa bukan hanya satu kecerdasan yang monolitik yang penting dalam meraih
sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan
tujuh varietas utama. Salah satu dari tujuh varietas tersebut adalah apa yang
disebut oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi. Kecerdasan pribadi terdiri
atas kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Kecerdasan antarpribadi yakni
kemampuan untuk memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana
mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka. Kecerdasan
intrapribadi itu adalah kemampuan yang korelatif tetapi terarah ke dalam diri (Goleman,
2005).
Pandangan Gardner tersebut
merupakan manifestasi dari apa yang sekarang disebut sebagai kecerdasan
emosional. Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kecakapan teknis dan dapat dikembangkan melalui suatu
pendekatan yang konsisten dan sistematis untuk membangun kemampuan di dalam
kesadaran sosial dan pribadi (Goleman, 2005).
Adapun implikasi dari
kecerdasan emosional, menurut Cooper (1997) adalah bahwa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi,
seseorang akan lebih sukses dalam karir, akan membangun relasi personal yang
lebih kuat, memimpin dengan efektif dan akan merasakan kesehatan tubuhnya. Hal
ini disebabkan karena (1) orang dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi
akan mudah menyalurkan ide dan pemikirannya secara lebih asertif sehingga dia
lebih bahagia dan lebih sehat (Goleman, 2000); (2) kecerdasan emosional memuat
kemampuan sosial untuk mengatur tim kerja sehingga orang akan menanamkan sisi
afektif dan estetis pada tim kerjanya agar menghasilkan produk yang unggul (Sjoberg,
2001); (3) pemimpin dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan menumbuhkan
iklim organisasi yang mendukung yang mungkin akan mempengaruhi sisi afektif
organisasi yang pada akhirnya akan memperkuat komitmen organisasi para karyawan
(Chermiss, 2001); (4) kecerdasan emosional membuat orang sukses menghadapi
tekanan tempat kerja atau lingkungannya yang mungkin membuat karyawan stres
(Bar-On, 2000).
Berdasarkan beberapa definisi
yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola serta
mengekspresikan, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Kemampuan
tersebut berupa kesadaran emosi, pengaturan emosi secara tepat, memotivasi
diri, memahami orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain secara
harmonis.