Kamis, 30 Oktober 2014

Kecerdasan Emosi



Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali  emosi diri sendiri dan orang lain, membedakannya, dan kemudian menggunakan informasi tentang emosi tersebut untuk berpikir dan bertindak. Karena itu kecerdasan emosional  merupakan himpunan dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan dalam memantau emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Emosi tersebut dipilah-pilah kemudian digunakan sebagai informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan (Salovey dan Mayer, 1990).
Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kapasitas untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri, dan untuk mengatur emosi dengan baik, dalam diri kita maupun dalam hubungan kita dengan orang lain untuk meraih tujuan hidup. Kecerdasan ini mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Lebih lanjut, Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia. Kecerdasan emosional menurut Goleman adalah seperangkat kompetensi. Goleman juga sependapat dengan Salovey dan Mayer yaitu bahwa emosi itu mengandung informasi, mood dapat mempengaruhi pikiran, setiap mood memiliki kegunaannya sendiri, dan kecerdasan emosional secara finansial memberi keuntungan (Goleman, 2003).
Untuk mengatur kondisi emosi manusia dibutuhkan kecerdasan emosional. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat menanggulangi emosi mereka sendiri dengan baik, dan memperhatikan kondisi emosinya, serta merespons dengan benar emosinya untuk orang lain. Kecerdasan emosional yang rendah mengakibatkan emosi negatif yang berlebihan, seperti ketakutan dan permusuhan. Hal ini membutuhkan energi yang banyak, moral yang rendah, kemangkiran, apatis, dan merupakan penghalang efektif bagi usaha-usaha kolaboratif. Selanjutnya, individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki empat ketrampilan yang saling berhubungan, yaitu : (1) kemampuan untuk bertahan dan tetap termotivasi dalam kegagalan, (2) kemampuan untuk mengontrol impuls, (3) kemampuan untuk mengontrol emosinya, dan (4) kemampuan untuk berempati dengan orang lain (Cherniss, 2001).
Patton mengatakan bahwa kecerdasan emosional berarti mengetahui emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan di tempat kerja (Patton, 1998). Sementara itu, Cooper dan Sawaf mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengindera, memahami dan menerapkan secara efektif kekuatan dan ketajaman emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh yang manusiawi (Cooper dan Sawaf, 2001). Steiner mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai suatu kemampuan untuk mengerti emosi diri dan orang lain dan mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk peningkatan maksimal secara etis sebagai kekuatan pribadi (Steiner, 1997).
Keberhasilan atau kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh tingginya IQ atau kecerdasan seseorang dalam bernalar, tetapi juga ditentukan bagaimana ia mengenali dan mengelola emosinya. Orang yang seimbang emosinya lebih mampu menghadapi tuntutan dan tekanan dalam hidup (Bar-On, 2000). Selain itu akan sangat membantu membangun hubungan yang produktif dan meraih kesuksesan apabila emosi tersebut digunakan secara efektif (Patton, 1998).
Salovey dan Mayer mengungkapkan lima faktor utama kecerdasan emosional yaitu: kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kemampuan untuk mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain (Salovey dan Mayer, 1990).
Gardner (1998) mengatakan bahwa bukan hanya satu kecerdasan yang monolitik yang penting dalam meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama. Salah satu dari tujuh varietas tersebut adalah apa yang disebut oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi. Kecerdasan pribadi terdiri atas kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Kecerdasan antarpribadi yakni kemampuan untuk memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan mereka. Kecerdasan intrapribadi itu adalah kemampuan yang korelatif tetapi terarah ke dalam diri (Goleman, 2005).
Pandangan Gardner tersebut merupakan manifestasi dari apa yang sekarang disebut sebagai kecerdasan emosional. Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kecakapan teknis dan dapat dikembangkan melalui suatu pendekatan yang konsisten dan sistematis untuk membangun kemampuan di dalam kesadaran sosial dan pribadi (Goleman, 2005).
Adapun implikasi dari kecerdasan emosional, menurut Cooper (1997) adalah bahwa dengan  kecerdasan emosional yang lebih tinggi, seseorang akan lebih sukses dalam karir, akan membangun relasi personal yang lebih kuat, memimpin dengan efektif dan akan merasakan kesehatan tubuhnya. Hal ini disebabkan karena (1) orang dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi akan mudah menyalurkan ide dan pemikirannya secara lebih asertif sehingga dia lebih bahagia dan lebih sehat (Goleman, 2000); (2) kecerdasan emosional memuat kemampuan sosial untuk mengatur tim kerja sehingga orang akan menanamkan sisi afektif dan estetis pada tim kerjanya agar menghasilkan produk yang unggul (Sjoberg, 2001); (3) pemimpin dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan menumbuhkan iklim organisasi yang mendukung yang mungkin akan mempengaruhi sisi afektif organisasi yang pada akhirnya akan memperkuat komitmen organisasi para karyawan (Chermiss, 2001); (4) kecerdasan emosional membuat orang sukses menghadapi tekanan tempat kerja atau lingkungannya yang mungkin membuat karyawan stres (Bar-On, 2000).
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola serta mengekspresikan, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain. Kemampuan tersebut berupa kesadaran emosi, pengaturan emosi secara tepat, memotivasi diri, memahami orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain secara harmonis.